Narapidana terorisme sempat menguasai seluruh blok yang ada di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, selama lebih dari 24 jam.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan kepada para wartawan bahwa ada sekitar 30 sampai 40 orang yang pertama kali melakukan provokasi. Para napi itu membobol teralis besi tahanan di gedung C. Kemudian menguasai seluruh area Rutan Mako Brimob.
Kejadian ini mengejutkan, karena tempat ini adalah markas komando pasukan khusus milik Polri. Mereka diserang dari dalam rumah sendiri. Sebelumnya pernah terjadi kericuhan, tapi tak segawat dan segenting kali ini.
Baca laporan identifikasi korban kerusuhan napi teroris di rutan Mako Brimob, bikin amarah. Sadis dan kejam perlakuan para teroris terhadap korban. Benar benar penyiksaan biadab. Kalau begini apakah masih ada kata negosiasi dengan teroris ? #KamiBersamaPOLRI
— Iman Brotoseno (@imanbr) May 9, 2018
Ada lima polisi dari satuan khusus antiteror yang meninggal dalam kerusuhan tersebut. Kepolisian menyebutnya sebagai sesuatu yang di luar batas kemanusiaan.
Lima aparat polisi yang meninggal dalam kerusuhan itu sebagian besar disebut mengalami menderita luka akibat senjata tajam di leher.
Brigjen Pol. M. Iqbal, Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Polri, mengatakan kepada para wartawan, Rabu (09/05), “Dari lima rekan-rekan yang gugur, mayoritas luka akibat senjata tajam di leher. Dan luka itu sangat dalam. Ada juga satu orang luka di kepala akibat tembakan.”
Dia menambahkan polisi yang meninggal mengalami luka sayat di tubuh mereka, termasuk di lengan, jari, dan paha.
Twips, istri alm Iptu Yudi, salah satu polisi yang gugur, sedang hamil 9 bulan. Mari kita doakan mereka sekeluarga. #KamiBersamaPolri
— Alissa Wahid (@AlissaWahid) May 9, 2018
Kelima polisi yang tewas adalah Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Respuji Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Benny Setiadi, Brigadir Polisi Luar Biasa Anumerta Sandi Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.
Seorang narapidana terorisme yang tewas bernama Benny Syamsu Tresno.
Sandera terakhir dalam kerusuhan di Mako Brimob di Kepala Dua, Depok, sudah dibebaskan oleh para tahanan pada Kamis (10/05) dini hari.
Bripka Iwan Sarjana dibebaskan dalam kondisi hidup, namun menderita luka-luka lebam di bagian muka dan di beberapa bagian tubuhnya. Ia langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk perawatan lebih lanjut.
Alhamdulillah Bripka Iwan Sarjana, polisi yang menjadi korban sandera napi teroris biadab di Mako Brimob sudah berhasil dibebaskan. #KamiBersamaPOLRI pic.twitter.com/GuwWiFaSHw
— Yusuf Muhammad (@yusuf_dumdum) May 9, 2018
Kejadian ini memicu aksi tagar simpatik di ranah media sosial. Warganet, menggunakan tagar #KamiBersamaPolri, memberikan dukungan kepada Kepolisian Republik Indonesia. Mereka juga mengutuk aksi keji para napi terorisme ini.
Baru sempat nonton tv. 5 polisi ditembak teroris di Mako Brimob.
Lalu tv saya matikan. Saya merasa tak perlu tahu lanjutannya. Esok saja.
Saat ini mata saya berlinang. Polisi itu kita.#KamiBersamaPolri
— MpuJayaPrema (@mpujayaprema) May 9, 2018
Mari kita berdoa untuk anggota polisi yang gugur di tangan teroris biadab. #KamiBersamaPolri #NegaraTidakKalah #TindakTegasTeroris pic.twitter.com/YD9nkbxdYt
— IG: ulinyusron (@ulinyusron) May 9, 2018
Turut berduka cita untuk 5 pahlawan yg telah gugur dalam menjalankan tugasnya bela negara,
semoga Alm. mendapatkan tempat terbaik disisi Tuhan YME …AminKita sama berharap kerusuhan di Mako Brimob ini tidak akan pernah terulang kembali 😔#KamiBersamaPOLRI pic.twitter.com/dBj0eo8OHy
— Riska Amelia (@RiskaAmeliaG) May 9, 2018
Telah gugur bunga bangsa, anggota kepolisian di Mako Brimob Jakarta Tadi malam ;(
1. Bripda Syukron Fadhli
2. Ipda Yudi Rospuji
3. Briptu Fandy
4. Bripka Denny
5. Bripka Iwan Sarjana.
Selamat jalan :((( #KamiBersamaPOLRI— Putri yang menyamar (@EllaZefa) May 9, 2018
Selain di ranah online, dukungan pun muncul di ranah offline. Karangan bunga yang memuat ucapan duka cita mulai berdatangan ke kawasan sekitar Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Kelapa Dua, Depok. Susunan bunga itu langsung dipajang di sisi pagar Gereja Gideon yang berada di Jalan Komjen Pol M. Jasin.
“Selamat jalan pahlawan bangsa. Kami tidak takut, kami bersama Polri,” bunyi tulisan di karangan bunga itu.
Sudah cukup korban nyawa. Sudah berapa anak yg menjadi yatim, istri yg harus menjanda. Ibu dan ayah yg kehilangan anak, bayangkan sedihnya mereka yg kehilangan saudara dan sahabat.
Cuma satu kata: jangan ada lagi korban nyawa. Amiiin.#KamiBersamaPOLRI #KamiTidakTakut
— Anggie D. Widowati (@anggiedwidowati) May 9, 2018
Teroris itu bukan hanya pelaku aksi teror. Orang yg nyebarin narasi bahwa terorisme itu rekayasa, yg nyinyir thd Densus pemberantas terorisme, mereka sejatinya juga teroris. #KamibersamaPolri pic.twitter.com/VolnFMer6Y
— akhmad sahal (@sahaL_AS) May 10, 2018
Semua teroris yg di Mako Brimob, menyerah. Tragedi ini seharusnya jadi pelajaran bagi semua. Bukan malah seakan ngasih solusi, tapi nyatanya cuma ngeledek penuh dengki #DiamBukanPilihan
— yaqut cholil qoumas (@GPAnsor_Satu) May 10, 2018